OPINI KURIKULUM
Simple Design of Curriculum
By. Nurkhasanah
What
do you think about simple curriculum ?
Kurikulum merupakan sebuah metode
berfungsi sebagai acuan dalam proses pembelajaran. Kurikulum yang baik harus
sesuai dengan sasaran dan tujuan. Memperhati sebuah proses pembelajaran yang
kurang baik dan tidak variatif, maka dari itu perlu adanya pengelompokan
pembelajaran, starting from society oriented curriculum yaitu kurikulum berorientasikan
lingkungan sosial yang mana mengacu pada sikap, norma norma, namun tetap
mengikui perkembangan teknologi. The
child centered curriculum yaitu kurikulum berpusat pada anak anak yang
selayaknya diberi latihan latihan bukan tekanan teori. The knowlegde center
curriculum yakni kurikulum berbasis buku dengan pengetahuan berupa teori. The
electric curriculum design merupakan kurikulum berbasis teknologi sehingga
variasi proses pembelajaran lebih menyenangkan, contoh : Proyektor, LCD,
berbagai macam teknologi untuk mengakses ilmu.
How
to make curriculum that best design ?
Manage sebuah pendidikan menjadi rumusan
tujuan pembelajaran (objective), implementasi
(learning experience) bagaimana cara menempuh visi, dan evaluasi (assesment)
berdasarkan asas faktual dan empiris. Terapkan dalam sebuah lingkup kecil,
kenali situasi pembelajaran, gunakan kecermatan dalam bertindak (mengambil
metode apa yang akan diterapkan dengan situasi seperti ini) sehingga didapat
sebuah outcome yang baik. Bandingkan antara outcome dengan proses terarah
dengan outcome dengan proses tidak terarah, yaitu bagaimana tujuan dibuat
tehapan basic, intermediete dan advance. Bukan ditest dengan advance,
intermediete kemudian basic. Itu
persepsi yang sering timbul karena keinginan pendidik untuk peserta didik lebih
cepat menguasai materi. Hal demikian akan menimbulkan ketidaknyamanan dalam
proses pembelajaran. Sehingga kurikulum yang ada tidak banyak mempengaruhi
pembentukan karakter dengan potensi yang tertuang dalam UU sistem Pendidikan
Nasional No 20 tahun 2003.
How
to make enjoy into class ?
Karakter dibangun bukan pada saat
pembelajaran teacher centered yang membuat peserta didik pasif, melainkan guru
atau dosen hanya sebagai fasilator. It’s no excuse for increase education in
Indonesian, hanya dengan membentuk generasi muda berkarakter muncul lah perubahan
pendewasaan negara. Mulai tanamkan bahwa
peserta didik adalah guru, yang secara aktif berkontribusi dalam mencari
sendiri masalah dan menuntaskannya sendiri masalah. Berada dalam kelas
pancinglah denga kata kunci, buat peserta didik berdiskusi, upayakan membuat
fortopolio / resume hasil pembahasan saat itu juga, langsung presentasikan
hasilnya. Biarkan mereka berdebat dengan sebuah kata kunci. Gunakan kesempatan untuk mengambil score. Belajar
aktif selesai dalam ruangan, berikan tugas menganalisis sebuah masalah
(makalah) dan presentasikan. Dengan tujuan untuk menstimulasi kebiasaan
berfikir mahasiswa untuk berfikir “Mengapa”, “Bagaimana” dan “apa”.
Kurikulum
bertujuan untuk mencapai tujuan yang lebih baik, dengan peserta didik memiliki
karakter tangguh, cakap, bertanggung jawab, takwa kepada Tuhan YME, disiplin,
dan lain sebagainya. Dengan cara mengaktifkan peserta didik sejak dini. Lihat
lingkungan peserta didik yang akan dilayani. Kenali karakter peserta didik dan
ambil solusi bagaimana peserta didik diperlakukan.
Beberapa
teknik melibatkan peserta didik aktif dan membuat suasana senang dalam
pembelajaran. Materi yang akan dibahas seperti apa, buat kata kuncinya, gunakan
imajinasi dan jadikan sebuah gerakan yang mudah diingat, karena pembelajaran
biasanya menggunakan sistem audio, visual atau keduanya. Seperti contoh : anak
golden age (2-5tahun), kita kenalkan buah, misal apel, belum mengerti apa itu
apel, kemudian kenalkan warna, apel itu warnanya merah, kemudian beri tahu
bentuk nyata apel seperti apa dan rasakan. Barulah mereka mengerti. Bahwa apel
seperti ini bentuk dan rasanya. Itulah fungsi pembelajaran visual agar peserta
didik cepat memahami. Buat sebuah permaianan dengan membentuk kelompok, buat
lagu yang liriknya diganti dengan kata kunci, berikan reward untuk kelompok
terbaik.
Teknik berikutnya study kasus dengan mengamati
lingkungan sekitar atau situasi yag sedang terjadi baik keluarga, perguruan
tinggi bahkan individu yang mendorong peserta didik dalam mengintegrasikan
pengetahuan yang didapat dan mensharingnya dengan teman mengenai situasi, aksi
dan konsekuensi di dunia nyata.
Komentar
Posting Komentar