Pena Jurnal
CONTRUCTIVISME
Mengapa penulis memilih teori contructsivisme dalam proses
belajar mengajar ?
Dengan teori ini, kontruksivisme
memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri
kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna
mengembangkan dirinya. Adanya motivasi untuk siswa, bahwa belajar adalah
tanggung jawab siswa.
Tujuan yang diharapkan penulis dalam teori contuctsivisme,
antara lain :
1. Mengembangkan
kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya,
2. Membantu
siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap;
3. Mengembangkan
pengetahuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandri. Lebih menekankan pada
proses belajar bagaiana belajar itu;
4. Membantu
siswa menemukan dan menerapkan ide-ide menggunakan strategi mereka sendiri
untuk belajar.
Teori Contructsivisme
Pengertian
Dalam konteks filsafat pendidikan,
Kontruksivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya
modern. Kontruksivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran
kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi
sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak secara
tiba-tiba.
Menurut Tran Vui, Kontruksivisme
adalah suatu filsafat belajar yang dibangun atas pengalaman-pengalaman sendiri.
Sedangkan teori kontruksivisme adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan
terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya tersebut dengan
fasilitas bantuan orang lain. Manusia untuk belajar menemukan sendiri
kompetensi, pengetahuan atau teknologi dan hal lain yang diperlukan guna
mengembangkan dirinya.
(Konstruktivisme adalah satu pendekatan pengajaran berdasarkan kepada
penyelidikan tentang bagaimana manusia belajar. Kebanyakan penyelidik
berpendapat setiap individu membina pengetahuan dan
bukannya hanya menerima pengetahuan daripada orang lain)
Tokoh-tokoh Teori belajar Contructsivisme
1.
Driver
dan Bell
Mengajukan
karakteristik teori contructsivisme, sebagai berikut :
a.
Siswa
tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif, tetapi memiliki tujuan;
b.
Belajar
mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan siswa;
c. Pengetahuan
bukan sesuatu yang datang dari luar, melainkan dikontruksi secara personal;
d. Pembelajaran
bukanlah transmisi pengetahuan, melainkan melibatkan pengaturan situasi kelas;
e.
Kurikulum
bukanlah sekadar dipelajari, melainkan sperangkat pembelajaran, materi, dan
sumber.
2.
J.J. Piaget
Terdapat
3 dalil pokok Piaget dalam kaitannya dengan tahap perkembangan contuctivisme,
antara lain :
a.
Perkembangan
intelektual terjadi melalui tahap-tahap beruntun yang selalu terjadi dengan
urutan yang sama. Setiai p manusia akan mengalami urutan-urutan tersebut dengan
urutan yang sama;
b. Tahap-tahap tersebut didefinisikan sebagai suatu clustuer dari operasi mental
(pengurutan, pengekalan, pengelompokkan, pembuatan hipotesis dan penarikan
kesimpulan) yang menujukkan adanya tingkah laku intelektual;
c. Gerak
melalui tahap-tahap tersebut dilengkapi oleh keseimbangan (equilibration),
proses pengembangan yang menguraikan interaksi antara pengalaman (asimilasi)
dan struktur kognitif yang timbul (akomodasi).
3.
Vigotsky
Menurut
Vigotsky memiliki pengertian bahwa belajar bagi anak dilakukan dalam interaksi
dengan lingkungan sosial maupun fisik.
4.
Tasker
Mengemukakan 3
penekanan dalam teori belajar contructsivisme, antara lain :
a.
Peran
aktif siswa dalam mengontruksi pengetahuan secara bermakna;
b.
Pentingnya
membuat kaitan antara gagasan dalam pengontruksian secara bermakna;
c.
Mengaitkan
antara gagasan dan informasi baru yang
diterima.
Pokok-Pokok Teori Konstruksivisme
Konstruktivisme adalah satu fahaman bahawa murid membina sendiri
pengetahuan atau konsep secara aktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
sedia ada. Dalam proses ini, murid akan menyesuaikan pengetahuan yang diterima
dengan pengetahuan
sedia ada untuk membina pengetahuan baru.
Ciri-ciri pembelajaran secara
kontruksivisme :
1. Menggalakkan
idea yang dimulakan oleh murid dan menggunakannya sebagai panduan merancang
pengajaran;
2.
Menggalakkan
murid bertanya dan berdialog dengan murid dan guru;
3. Menganggap
pembelajaran sebagai satu proses yang sama penting dengan hasil pembelajaran;
4.
Menyokong
pembelajaran secara koperatif;
5.
Menggalakkan
dan menerima daya usaha dan autonomi murid;
6. Memberi
peluang kepada murid untuk membina pengetahuan baru dengan memahaminya melalui
penglibatan murid dengan situasi dunia yang sebenar;
7.
Menggalakkan
proses inkuiri murid melalui kajian dan eksperimen;
8.
Mengambil
kira dapatan kajian tentang bagaimana murid belajar sesuatu idea;
9.
Mengambil
kira kepercayaan dan sikap yang dibawa oleh murid.
Analisis Teori
Kontruksivisme
dalam pendidikan ini disusun untuk menjawab pertanyaan “Bagaimanakita menjadi
tahu apa yang kita ketahui”. Jawaban pertama menyatakan bahwa pengetahuan
secara utuh dipindahkan dari pikiran guru ke pikiran anak. Inilah jawaban yang
dianut dunia pendidikan hingga sekarang, terutama di negara kita. Guru berusaha
memasukkan sebanyak mungkin pengetahuan kepada siswa, peneliti pendidikan
mencari cara terbaik melakukannya.
Kreativitas dan Inovasi
QS. Al-Mujadilah ayat 11 : "Allah meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat."
QS. Al-Mujadilah ayat 11 : "Allah meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat."
Hadist
Rasulullah SAW menjelaskan hal ini dengan sabdanya, “Seseorang
tidak akan memperoleh sesuatu yang sebaik akal. Akal membimbing pemiliknya
kepada petunjuk dan menghindarkannya dari kesesetan.” (Muttafaq ‘alaih).
Grafik Kreativitas
Daftar Pustaka
Dahar,
Ratna Wilis. 2012. TEORI-TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN. Jakarta:
Erlangga.
Djamarah,
Syaiful Bahri. 2011. PSIKOLOGI BELAJAR. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Sabri,
Alisuf. 1996. PSIKOLOGI PEENDIDIKAN. Ciputat : CV. Pedoman Ilmu Jaya.
Syah,
Muhibbin. 2001. PSIKOLOGI BELAJAR. Ciputat : PT. Logos Wacana Ilmu.
Sukmadinata,
Nana Syaodih. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Thobroni,
Muhammad, Arif Mustofa. 2011. BELAJAR DAN PEMBELAJARAN PENGEMBANGAN WACANA
DAN PRAKTIK PEMBELAJARAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL. Yogyakarta:AR-RUZZ
MEDIA
Komentar
Posting Komentar