ESSAY PENDIDIKAN
MODEL PEMIMPIN KELAS, MODEL TELADAN
MASYARAKAT
Nurkhasanah
Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
“Saya harapkan dengan sekolah yang tinggi, anak saya dapat terdidik menjadi
manusia teladan di masyarakat.” Kalimat tersebut merupakan permohonan orang tua
dan lingkungannya, bahwa peserta didik kelak menjadi model manusia pembawa
manfaat bagi bangsa. Mengapa demikian? Pendidikan adalah faktor utama untuk
kemajuan bangsa Indonesia. Salah satu diantaranya kemajuan moralitas dan karakter
bangsa yang kuat dengan objek utama, peserta didik.
Bagaimana peserta didik berperilaku di masyarakat karena adanya percontohan
dari guru yang secara langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan penelitian bahwa
pengaruh guru terhadap perilaku peserta didik yaitu 64,02% untuk mentransmisikan
bahwa guru patut digugu dan ditiru. Maka, peserta didik dengan bangga menjadikan
guru sebagai pelopor permodelan yang patut untuk diterapkan di masyarakat. Model
yang ditampilkan dari citra sekolah yaitu budaya jujur, berani dan bertanggung jawab.
Persoalan persemaian karakter di sekolah tidak sekedar membutuhkan kajian
teori, tetapi membutuhkan sikap keteladanan para guru. Pentingnya kesadaran guru
terhadap pendidikan karakter sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi. Terciptanya budaya
bermartabat dambaan masyarakat tidak begitu saja terjadi karena diturunkan melalui
kelahiran, melainkan dicerna melalui proses pembelajaran secara akademik maupun
non akademik bahwa peserta didik dapat melupakan perkataan gurunya tetapi mereka
tidak akan pernah lupa akan sikap dan perbuatannya.
Peranan guru sebagai pemimpin di kelas sekaligus model terapan siswa perlu
ditengok keberadaannya. Besar pengaruh guru mencapai model yang diharapkan.
Selama ini digembor-gemborkan adanya pendidikan karakter (model) bagi peserta
didik, tetapi paling utama adalah pendidikan karakter bagi gurunya justru tidak ada.
Model sekaligus pimpinan kelas yang membantu mencapai visi pendidikan
“Mencerdaskan Kehidupan Bangsa” belum diberikan hak secara utuh dalam hal
karakter yang dimaksud oleh pemerintah dan cara pencapaiannya.
Guru merasa bahwa perhatiannya hanya sekadar materi (financial) seperti
tunjangan sertifikasi, gaji jabatan, gaji lemburan (bagi honorer), dan uang transport
untuk perjalanan dinas, sedangkan langkanya perhatian secara moral seperti minimnya
program pelatihan guru untuk meng-upgrade pengetahuan, jarang adanya reward dari
kepala sekolah dan guru-guru lain terhadap guru teladan, dan rendahnya programprogram untuk pengembangan karakter guru. Hal ini menjadi incaran calon guru
mengajar di instansi pendidikan. Maka, terjadi pergeseran tujuan mendidik yang
berakibat pada dampak pada pembentukan karakter.
Model guru yang patut diteladani dan diterapkan harus berakhlak mulia,
mantap, dewasa dan stabil, arif dan bijaksana, menjadi contoh, mengevaluasi kinerja
sendiri, mengembangkan diri, dan religius. Dengan demikian penguasaan aspek
tersebut diharapkan guru perlahan mampu menjadi dambaan yang senantiana tertanam
dibenak dan hati peserta didik. Selain itu, guru dituntut menguasai tiga aspek, antara
lain pengetahuan (Knowlegde), Perasaan (Feeling) dan tindakan (Action). Tujuan dari
adanya tiga aspek tersebut menjadi pembelajar yang hakiki mampu memperlakukan
peserta didik sebagaimana mestinya.
Adanya kesempatan-kesempatan mengembangkan guru dengan pelatihan maka
terbentuklah pengetahuan, keterampilan, dan sikap baru dapat mengubah perilakunya
yang pada akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa. Kecuali itu guru dapat
mengembangkan karakternya secara mandiri (Self Learning) serta perlunya tindak
lanjut pengembangan karakter guru melalui kepala sekolah dengan memberikan
kesempatan membuat program pengembangan secara berkala.
Oleh karena itu, fokus utama sekolah dan pemerintah yaitu pada pengembangan
karakter guru sebelum meminta mereka sebagai pendidik karakter yang diharapkan
masyarakat. Hakikatnya menjadi teladan merupakan bagian integral seorang guru,
sehingga menjadi guru berarti menerima tanggung jawab menjadi teladan.
Komentar
Posting Komentar