RPP Jari Al-Jabar
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Lembaga : Jari Al-Jabar Cabang Jakarta Timur
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV/2
Guru :
Nurkhasanah
Standar Kompetensi : Operasi Hitung dalam Bentuk Pecahan
Kompetensi
Dasar : 3.1. Menjelaskan pecahan dan
jenisnya
Indikator : 3.1.1. Menjelaskan pengertian pecahan dalam
bentuk diagram
3.1.2.
Menjelaskan pengertian pecahan biasa dan aplikasinya
3.1.3. Menjelaskan pengertian pecahan
campuran dan aplikasinya
3.1.4.
Menjelaskan penjumlahan dan pengurangan secara kombinasi
Waktu : 2 x 60 Menit (1x pertemuan)
Pertemuan : ke-7
A.
Tujuan Pembelajaran
1.
Siswa membedakan antara pecahan biasa dan pecahan campuran (C2)
Penjelasan
Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif adalah salah satu
aspek perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan pengertian
(pengetahuan), yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana
individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya.
a.
Tahap Perkembangan
Kognitif Piaget
Piaget juga meyakini bahwa pemikiran seorang anak berkembang melalui
serangkaian tahap pemikiran dari masa bayi hingga dewasa. Dalam hal ini Piaget
membagi tahap perkembangan kognitif manusia menjadi 4 tahap, yaitu:
1) Tahap Sensorimotor (Usia 0-2 tahun)
Bayi bergerak dari tindak refleks
instinktif pada saat lahir sampai permulaan pemikiran simbolis. Bayi membangun
suatu pemahaman tentang dunia melalui pengoordinasian pengalaman-pengalaman
sensor dengan tindakan fisik.
2) Tahap Pra-Operasional (Usia 2-7 tahun)
Anak mulai mereprentasikan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar.
Kata-kata dan gambar-gambar ini menunjukkan adanya peningkatan pemikiran
simbolis dan melampaui hubungan informasi indrawi dan tindakan fisik.
3) Tahap Pra-Operasional (Usia 7-11 tahun)
Pada saat ini akan dapat berfikir secara
logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konket dan mengklasifikasikan
benda-benda kedalam bentuk-bentuk yang berbeda.
4) Tahap Pra-Operasional (Usia 11 tahun-Dewasa)
Remaja berpikir dengan cara yang lebih
abstrak, logis, dan lebih idealistik.
b.
Karakteristik
Perkembangan Kognitif Peserta Didik
1)
Usia Sekolah (Sekolah
Dasar-SD)
Mengacu pada teori Piaget, pemikiran
anak-anak usia sekolah dasar masuk dalam tahap pemikiran konkret-operasional,
yaitu masa dimana aktivitas mental anak terfokus pada objek-objek yang nyata
atau pada berbagai kejadian yang pernah dialaminya.
2)
Negasi (negation)
Pada masa pra-operasional anak hanya
melihat keadaan permulaan dan akhir dari deretan benda, yaitu pada mulanya
keadaannya sama dan pada akhirnya keadaannya menjadi tidak sama.
3)
Hubungan timbal balik
(resiprokasi)
4)
Identitas
Anak pada masa konkret-operasional sudah
bisa mengenal satu per satu benda-benda yang ada pada deretan-deretan itu. Anak
bisa menghitung sehingga meskipun benda-benda dipindahkan, anak dapat
mengetahui bahwa jumlahnya akan tetap sama.
5)
Remaja (SMP dan SMA)
Secara umum karakteristik pemikiran
remaja pada tahap operasional formal ini adalah diperolehnya kemampuan untuk
berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari
informasi yang tersedia. Remaja di tahap operasi formal dapat mengintegrasikan
apa yang telah mereka pelajari dengan tantangan di masa mendatang dan membuat
rencana untuk masa depan.
2. Siswa mampu menerapkan
pecahan biasa, pecahan campuran dalam bentuk penjumlahan, pengurangan dalam
kehidupan sehari-hari ( P2 )
Penjelasan
perkembangan psikomotorik
Perkembangan psikomotorik adalah
perkembangan kepribadian manusia yang berhubungan dengan gerakan jasmaniah dan
fungsi otot akibat adanya dorongan dari pemikiran, perasaan dan kemauan dari
dalam diri seseorang. Ciri khas dari keterampilan motorik adalah otomatisme,
yaitu rangkaian gerak-gerik yang berlangsung secara teratur dan berjalan lancar
tanpa dibutuhkan banyak refleksi atau berfikir terhadap apa yang harus
dilakukan dan mengapa harus mengikuti suatu gerakan.
Prilaku psikomotorik memerlukan
koordinasi fungsional antara neuronmuscular system (persyarafan dan
otot) dan fungsi psikis (kognitif, afektif, dan konatif). Loree
menyatakan bahwa ada dua macam perilaku psikomotorik utama yang bersifat
universal harus di kuasai oleh setiap individu pada masa bayi atau awal masa
kanak-kanaknya ialah berjalan (walking) dan memegang benda (prehension). Kedua
jenis keterampilan psikomotorik ini merupakan basis bagi perkembangan
keterampilan yang lebih kompleks seperti yang kita kenal dengan sebutan bermain
(playing) dan bekerja (working).
Dua prinsip perkembangan utama yang
tampak dalam semua bentuk perilaku psikomotorik ialah (1) bahwa perkembangan
itu berlangsung dan yang sederhana kepada yang kompleks, (2) dan yang kasar dan
global (gross bodily movements) kepada yang halus dan spesifik tetapi
terkoordinasikan (finely coordinated movements).
Pada saat yang sama, kalau pada fase
sebelumnya, anak perlu menciptakan sense of identity sebagai seorang
manusia dan kepercayaan untuk melakukan eksplorasi sendiri, maka pada fase ini
yang harus diciptakan adalah identitas diri macam apa, terutama sehubungan
dengan jenis kelamin mereka.
Seperti Andi bilang, anak belajar
menjadi lelaki atau perempuan bukan hanya dari alat kelamin tapi juga dari
perlakuan sekeliling pada mereka. Fase inilah konon yg berperanan besar dalam
menentukan identitas ini karena pengaruh kelamin mulai dirasakan secara
psikologis. Anak lelaki menjadi lebih sayang pada ibu dan tidak begitu senang
pada bapak sementara anak perempuan menjadi dekat bapak dan merasa disaingi.
3. Menampilkan
perhatian pada mata pelajaran matematika yaitu perasaan senang atau tidak
senang, suka atau tidak suka dan reaksi terhadap suatu rangsangan dari luar
(A2)
Penjelasan
Perkembangan Afektif
Afektif menurut kamus besar bahasa
Indonesia adalah berkenaan dengan rasa takut atau cinta, mempengaruhi keadaan, perasaan
dan emosi, mempunyai gaya atau makna yang menunjukkan perasaan.Seseorang
individu dalam merespon sesuatu diarahkan oleh penalaran dan pertimbangan
tetapi pada saat tertentu dorongan emosional banyak campur tangan dan
mempengaruhi pemikiran-pemikiran dan tingkah lakunya.
Afektif mencakup emosi atau perasaan
yang dimiliki oleh setiap peserta didik, yang juga perlu mendapatkan perhatian
dalam pembelajaran. Pemahaman guru tentang perkembangan afektif siswa sangat
penting untuk keberhasilan belajarnya. Aspek afektif tersebut dapat terlihat
selama proses pembelajaran, terutama ketika siswa bekerja berkelompok.
Perbuatan atau perilaku yang disertai
perasaan tertentu disebut warna afektif yang kadang-kadang kuat, lemah atau
tidak jelas. Pengaruh dari warna afektif
tersebut akan berakibat perasaan menjadi lebih mendalam, perasaan ini disebut
emosi.
Pada usia anak di taman kanak-kanak,
guru harus memberikan dasar-dasar ilmu pengetahuan yang bermanfaat untuk
perkembangan diri kelak, baik yang bersifat kurikuler maupun ekstrakurikuler.
Selain itu, seorang anak akan menghadapi berbagai tugas perkembangan, seperti
belajar menyesuaikan diri dengan teman seusianya, membentuk konsep diri yang
baik, mulai mengembangkan peran sosial sesuai gender-nya serta mengembangkan
hati nurani, akhlak dan tata nilai pengertian. Pada masa itu pula seorang anak
tidak saja membutuhkan bimbingan dari orang tua, tetapi juga guru, tokoh-tokoh
masyarakat lainnya dan juga teman-teman. Selain itu, kesempatan untuk
memperoleh pengalaman belajar juga memegang peran kritis, tidak seperti ketika
berusia balita, dimana pengalaman belajar tersebut dilakukan hanya dengan
bantuan orang tua dan orang di sektar lingkungan terdekatnya.
4.
Materi Pembalajaran
a.
Pecahan
1)
Cara membedakan pecahan biasa dan pecahan campuran
2)
Cara melakukan operasi pada pecahan (penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian)
5. Metode Pembelajaran
a.
Demonstrasi
PB 11: Perkembangan
Kreativitas
Demonstrasi merupakan metode yang
sangat efektif dalam membantu anak didik untuk menjawab kebutuhan belajarnya
dengan usaha sendiri berdasarkan fakta dan data yang jelas. Dalam demonstrasi,
guru mengembangkan pemikiran kreativitas siswa, dengan mendorong anak untuk
mengungkapkan gagasannya sendiri, serta mengembangakan pola pikir dan
kecakapannya.
1. Diskusi
Kelompok
PB 13: Cara mengatasi lupa
dan jenuh dalam belajar
Diskusi kelompok merupakan salah
satu solusi untuk mengatasi kejenuhan dalam belajar. Metode ini sangat efektif
dalam mengatasi kejenuhan siswa, karena siswa diberikan kesempatan dalam
menyampaikan pendapatnya dari hasil pemikirannya dan di dalam metode diskusi
ini juga dapat mengatasi kelupaan dalam belajar karena siswa dapat bertukat
pikiran dengan kelompok diskusi yang lainnya.
2. Penugasan
PB 13 : Teori Bakat Multiple
Intellence
Metode ini dapat meningkatakan
bakat dan kcerdasan pada siswa melalui tes kognitif, psikomotorik dan afektif. Pemaparan materi, diskusi, latihan (Hitungan atau cerita), games,
tanya jawab
F. Langkah-Langkah
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Awal
·
Mengawali pelajaran dengan berdoa
·
Apersepsi dan motivasi
Kegiatan
Inti
Eksplorasi
·
Guru bertanya apa
yang dilakukan selama di luar kelas (pra-sekolah) yang berkaitan dengan pecahan
Elaborasi
·
Guru menjelaskan
tentang pecahan, yang terdiri dari pecahan biasa dan pecahan campuran, yaitu
mengenal pecahan dengan gambar, menyederhanakan pecahan, penjumlahan,
pengeluaran dan kombinasi
·
Guru menjelaskan tentang persen, yaitu perubahan dari pecahan biasa
atau pecahan campuran menjadi persen atau sebaliknya, penjumlahan dan
pengurangan kombinasi
·
Guru menjelaskan tentang desimal, yaitu pengertian desimal, contoh
sederhana dari desimal, perubahan dari pecahan biasa atau campuran ke dalam
desimal, pembagian pistol, penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian
desimal
Konfirmasi
·
Guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan.
·
Guru memberi tugas rumah.
·
Peserta didik menjawab pertanyaan-pertanyaan dari
guru.
Kegiatan
Akhir
·
Mengakhiri pelajaran dengan berdoa
G. Sumber
Belajar
1.
Buku paket MASTER Matematika kelas IV
2.
LKS SD kelas IV
3.
Modul kelas IV
4.
Buku Level kelas IV
Komentar
Posting Komentar