Title
: Kontruksivisme Theory
inside KBM make caracter building
Name
: Nurkhasanah
NIM : 1113018200061
Semester
:
2 B - Manajemen Pendidikan
Background
Setiap individu di era global dituntut mengembangkan kapasitasnya secara
optimal, kreatif dan mengadaptasikan diri ke dalam situasi global yang amat bervariasi
dan cepat berubah. Setiap individu dituntut melakukan customization. Setiap
individu dituntut memiliki daya nalar kreatif dan kepribadian yang tidak
simpel, melainkan kompleks. Sekompleks situasi-situasi yang penuh varian yang
dihadapi. Individu harus memiliki strategi adaptif. Untuk itu keterampilan yang
harus dimiliki individu adalah keterampilan intelektual, sosial, dan personal.
Salah satu aliran psikologi pendidikan yang mencerminkan latar belakang
tersebut yaitu kontuksivisme. Kontruksivisme merupakan pembelajaran
yang bersifat generatif. Pengetahuan dapat
menunjuk pada struktur konsep yang dibentuk. Pengetahuan tidak bisa lepas dari
subjek yang mengetahui. Gagasan pokok tersebut diutarakan oleh Giambatista Vico
1710, seorang epistemologi Italia.
Tokoh dalam aliran ini adalah Jean Piaget dan Vygotsky, mereka
mendefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan
mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Beda dengan aliran
behavioristik yang memahami hakikat belajar sebagai kegiatan yang bersifat
mekanistik antara stimulus respon, kontruktivisme lebih memahami belajar
sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan memberi
makna pada pengetahuannya sesuai dengan pengalamanya. Peran guru tidak begitu
saja memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa yang harus aktif
membangun pengetahuan dalam pikiran mereka.
Dalam Q.S ar-rad : 11
Artinya “ baginya (manusia) adanya malaikat malaikat yang selalu menjaganya
bergiliran. Dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah,
sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sebelum mereka
mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap suatu kaum, maka tak ada yang menolaknya dan tidak ada pelindung
mereka selain dia”.
Dalam proses mengkonstruksi pengetahuan menurut Von Galserfeld yaitu:
1. Kemampuan mengingat dan
mengungkapkan kembali pengalaman,
2. Kemampuan membandingkan
dan mengambil keputusan akan kesamaan dan perbedaan,
3. Kemampuan untuk lebih
menyukai suatu pengalaman yang satu dari pada yang lainnya.
Aplication
Aplikasi pembelajaran konstruktivistik dalam dunia pendidikan merupakan proses
aktif pelajar mengkonstruksi teks, dialog, pengalaman. Aplikatif teori belajar
konstruktivistik sebagai berikut :
1. Setiap guru akan pernah
mengalami bahwa suatu materi telah dibahas dengan jelas-jelasnya namun masih
ada sebagian siswa yang belum mengerti ataupun tidak mengerti materi yang
diajarkan sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwa seorang guru dapat mengajar
suatu materi kepada sisiwa dengan baik, namun seluruh atau sebagian siswanya
tidak belajar sama sekali. Usaha keras seorang guru dalam mengajar tidak harus
diikuti dengan hasil yang baik pada siswanya. Karena, hanya dengan usaha yang
keras para siswa sedirilah para siswa akan betul-betul memahami suatu materi
yang diajarkan
2. Tugas setiap guru dalam
memfasilitasi siswanya, sehingga pengetahuan materi yang dibangun atau dikonstruksi
para siswa sendiri bukan ditanamkan oleh guru. Para siswa harus dapat secara
aktif mengasimilasikan dan mengakomodasi pengalaman baru kedalam kerangka
kognitifnya
3. Untuk mengajar dengan
baik, guru harus memahami model-model mental yang digunakan para siswa untuk
mengenal dunia mereka dan penalaran yang dikembangkandan yang dibuat para
sisiwa untuk mendukung model-model itu.
4. Siswa perlu
mengkonstruksi pemahaman yang mereka sendiri untuk masing-masing konsep materi
sehingga guru dalam mengajar bukannya “menguliahi”, menerangkan atau
upaya-upaya sejenis untuk memindahkan pengetahuan pada siswa tetapi menciptakan
situasi bagi siswa yang membantu perkembangan mereka membuat
konstruksi-konstruksi mental yang diperlukan.
5. Kurikulum dirancang
sedemikian rupa sehingga terjadisituasi yang memungkinkan pengetahuan dan
keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik.
6. Latihan memecahkan
masalah seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis
masalah dalam kehidupan sehari-hari.
7. Peserta didik
diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai dengan
dirinya. Guru hanya sebagai fasilitator, mediator, dan teman yang membuat
situasi kondusif untuk terjadinya konstruksi engetahuan pada diri peserta didik.
Berikut adalah contoh dari aplikasi
kontruksivisme :
Conlucion
Usaha mengembangkan manusia dan masyarakat yang memiliki kepekaan, mandiri,
bertanggung jawab, dapat mendidik dirinya sendiri sepanjang hayat, serta mampu
berkolaborasi dalam memecahkan masalah, diperlukan layanan pendidikan yang
mampu melihat kaitan antara ciri – ciri manusia tersebut, dengan praktek –
praktek pendidikan dan pembelajaran untuk mewujudkannya. Pandangan
konstruktivistik yang mengemukakan bahwa belajar merupakan usaha pemberian
makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui asimilasi dan akomodasi yang
menuju pada pembentukan struktur kognitifnya, memungkinkan mengarah kepada
tujuan tersebut. Oleh karena itu, pembelajaran diusahakan agar dapat memberikan
kondisi terjadinya proses pembentukan tersebut secara optimal pada diri siswa.
Proses belajar sebagai suatu usaha pemberian makna oleh siswa kepada
pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi, akan membentuk suatu
konstruksi pengetahuan yang menuju pada kemutakhiran struktur kognitifnya. Guru
– guru konstruktivistik yang mengakui dan menghargai dorongan diri manusia atau
siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri, kegiatan pembelajaran
yang dilakukannya akan diarahkan agar terjadi aktivitas konstruksi pengetahuan
oleh siswa secara optimal.
Reference
Komentar
Posting Komentar